Saturday, September 13, 2014

Ceplak Ceplok Suara Cipok

Brace yourself, jangan lupa siapin banyak-banyak istiqfar baca postingan satu ini, karena Diq yang biasanya nulis baik-baik dan penuh sopan-santun kali ini mau nulis yang agak vulgar. Hihihihi


---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Pernah make love kan? Ngaku aja deh! Kamu, kamu, kamu pasti pernah. Yang belum pernah ya cuma aku. Gak ada yang mau soalnya. Hiks (Sok merendah). Kadang kita saat berintim ria (HA? KITAAA??? ELO AJA KALI SAMA NENEK ELO #jokebasi). Ok, abaikan. Kadang saat make love sama orang yang kita cintai, suka kebawa enak sampe hilang kendali gitu gak sih? Saat bener-bener enak, kita melenguh. Saat kegelian melenguh lagi. Saat ujungnya masuk dikit, melenguh lagi. Hihihihi. Wajar sih emang. Yang gak wajar tuh kalo pas keenakan, pas kegelian, pas kesakitan cuma bisa diem kayak seonggok gedebog pisang, dengan muka lempeng tanpa ekspresi kaya' mukanya Anna Wintour. Meeehhh.....

Nada-nada indah yang dihasilkan saat dua insan (atau lebih) sedang bercinta gak cuma dari mulut lho keluarnya. Bisa dari denyitan ranjang; Suara gesper yang dibuka; Suara pakaian kita yang tertanggal dan menyentuh lantai; Daaannnnn suara ceplak ceplok saat dua kelamin bertemu (atau tepatnya saat sebuah kelamin bertemu dengan sebuah meki artifisial. Hihihihi). 

Aku akui sih ya guys, emang denger suara ceplak-ceplok yang kita hasilkan berdua dengan pasangan kita itu malah meningkatkan libido kita. Jadi tambah terbakar gitu rasanya nafsu ini. Gaunnya si Katnis Everdeen aja kalah berapi-api dalam hal ini. Tapi guys, meskipun enak, perkenankan lah saya, selaku tuan rumah dari blog ini untuk menyampaikan sepatah dua patah kata yang kudu kita ingat dalam hal percipokan ini.

KONTROL!!! Yang paling penting ini emang kontrol kita terhadap saura yang kita hasilkan. 

Jangan melenguh kenceng-kenceng!!!! 
Tolong digaris bawahi pake stabilo pink ya, bahwasanya kegiatan intim yang kita lakukan ini cukup jadi konsumsi kita sendiri. Kecuali ngana emang pingin jualan video kaya' si Gumay25. Kalo privacy kita mau dihargai, kita juga harus menghargai privacy orang lain. Gak ada salahnya sih mau ML di kosan karena sewa hotel mahal. Tapi ya kalo mau anonoh di kosan, jangan sampe seisi kosan bisa denger suara kalian cipokan. Dikira yang denger bakal horny apa? Ngga keleesss!!! Yang denger malah deg-degan lemes (eh itu guveeehh). Ibarat kendaran motor yang mengeluarkan asap hitam, suara erangan kalian ini polusi lho bagi yang mendengar. Jadi please dikontrol volumenya. Syukur-syukur kalo temen kosannya semua bisa sabar dan menerima suara lenguhan kalian dengan baik. Coba punya temen kosan yang jahat, iihhh bisa-bisa dilaporin ke ibu kosan, trus digrebek sekampung trus diarak keliling kompleks. Gak lucu kan? 
Dalam hal melenguh, fals itu diperbolehkan. Yang tidak diperkenankan adalah melenguh hingga delapan oktaf atau melenguh disisipi whistle -ya kok sempet sempetnya-. Situ bukan diva!! Bukan Mariah Carey!!! Mimi aja ML gak pake nada berima kok.


Jangan kesetanan!!!
Sering kan liat bokep atau bahkan pengalaman pribadi kalo pas lagi hot-hotnya, gerakannya jadi menggila, kayak kesetanan gitu. Gerakan roda kereta api aja jadi juara dua dibanding gerakan penuh semangat dibakar nafsu ini. Kenapa gak boleh? Inget, gerakan kesetanan seperti ini bisa mengakibatkan ranjang kayu kalian bersuara, atau per-per di spring bed kalian ikutan berbunyi. Kan sayang kalo ranjangnya rusak. And again, bisa didengar oleh orang lain. Ih apa lagi kalo ngelakuinnya di rumah orang tua kamu. Pake ada suara-suara begini. Bisa langsung disidang di depan penghulu kalian. Mau????? (aku sih mau). Hahahahha


Sayangi Lobangmu
Honey, situ udah lobok oke. Udah gak rapet ok. Jarang cebok pake daun Sirih Manjamani sih, jadinya lobok kan. Tapi please gak usah juga mengumbar-umbar kelobokan dengan suara ceplak-ceplok pas anunya pacarmu masuk menghujamimu gitu sih. Pedih gitu dengernya. Bisa jadi bahan gosip lho.
"eh eh Jeung, tau gak si itu udah ngga rapet?"
"lho kamu tau dari mana? Kamu pernah sama dia?"
"tinta lah ya Jeung. Role kami sama. Itu, masa' ya Jeung tengah malem aku denger dia ML di kamar sebelah. Suara lobangnya digali kenceng bener Jeung. Lobok apa ledes sih ya Jeung"

Tuh contoh bahan gosipnya. Gak mau kan? Makanya pelan-pelan. Kalo mau wild sex jamgan di kos. Di hutan Papua sana. Masih luas. Kalo ewi di kos, jangankan yg pembatasnya triplek, yg pembatasnya baja aja masih mungkin kedengeran. Hahahaha (lebay).


Yaudah. Pokoknya inget ya. Kalo ML dikontrol suaranya. Jangan jerit-jerit.. Gak usah acting kayak diperkosa padahal zeneng diewi. Jangan juga belum dijamah udah mendesah-desah. Illfeel ntar partner ngana. Mendesah lah sesuai kebutuhan. Bahwa sesungguhnya Tuhan membenci desahan yg mubazir dan berlenihan.



Monday, September 1, 2014

Berbagi

Semalem di sepertiga malam aku terbangun. Bukan buat tahajud sih gak mungkin banget kayaknya itu. Di pekatnya malam di saat semua iblis berjuang keras membuat manusia agar tetap pulas, akunya terjaga (ngontrolin anak buahku -para iblis- untuk tetap bekerja meninabobokan keturunan Adam-Hawa). Yakaliiiii bakal pada percaya. Semalem terlintas aja, udah ngapain aja sih aku buat kemajuan perhomoan di Indonesia ini. Serius banget kan ya rasa-rasanya.


Kenapa tiba-tiba bisa terlintas pikiran gitu coba? Iseng banget gitu emangnya hidupku? Ngga juga sih, hidupku cukup sibuk kok. Pagi sampe sore duduk manis di kantor kikir-kikir kuku, baca majalah lifestyle, nge-roll rambut, ngupil, nyuapin Pak Boss, kikir-kikir kuku lagi, bukain touchemagz , hihihihi begitu lah. (Maaf ya rakyat, tapi aku gak korupsi kok). 

Sebelumnya sempet chat sama temen sekampus dulu, cewek, dia cerita di kampung dia luamayan aktif buat berbagi ilmu ke teman-temannya yang LGBT. Ngajarin macem-macem, ngajarin bahasa Inggris, keterampilan ini itu, pengetahuan ini itu, current issue, dan sosialisasi soal kondom. Ih pas denger dia aktif gitu aku beneran kayak di tampar. Yoloooo dia baik hati sekali, mau gitu berbagi, lha aku apaaaa?? Apaaaa??? Belom pernah ngapa-ngapain demi kemajuan bangsa dan kerajaan Gay ini. 

Hiks
Hiks
Hiks
Hayati sedih Bang.
Sedih mikirin kok kayaknya belum ada gunanya aku hidup. Katanya kan sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang berguna bagi manusia lainnya. Bagi kelompoknya. Bagi nusa dan bangsanya Lha aku? 
Hiks



Aku kudu ngapain? Ngapain? Ngapaian? Apa aku ikuti aja jejak Mbak Butet Manurung yang buka Sokola Rimba? Bisa sih ya. Ntar nama sekolahku jadi Seks-ola Rimba. Program belajar seks dan olahraga di hutan liar Papua. Hahaha. Hahahaha. Hahaha (gak lucu sih, tapi mau pura-pura ketawa aja biar kesannya rame).  Mau ikutan jadi aktivis aktivis LGBT tapi di sini kayaknya gak ada. Mau bikin buku "Pengenalan Binan Sejak Dini" tapi ntar aku dibedil Mbak Fahira Idris. Mau jadi motivator pentingnya menumbuhkan jiwa gay di dalam diri tapi ntar disangka bipolar kayak Mbak Marshanda (korelasiiii????)

Trus mau ngarep buat jadi pemateri di Diklat Pentingnya Coming Out Bagi Pegawai Kementerian XXXXX, tapi ya Kementerian ini gak ada rencana bikin program begituan. Kan sedih. Wong soale kayaknya pengetahuanku cuma ngutek di sekitaran ini aja. Mau ngarep pengetahuan apa yang aku bagi? Masak? Gih sama Bu Siska aja. Aku mah gak bisa ngulek sambil. Ngulek laki baru bisa (eeehhhh).


Tapi bener sih, usaha yang aku bisa selama ini cuma pendekatan personal aja, dari temen ke temen, buat menerima diri mereka seutuhnya yang gay buat gak labil orientasi. Selebihnya untuk sekarang belum sih. Mungkin nanti. Ya doakan aja lah ya. Namanya juga masih newbie. Selaput keperjakaan aja belum pecah. Maklum lah.

Kalo kamu sendiri gimana? Apa sih yang udah pernah kamu laku kan -tindakan nyata dalam dunia perhomoan selain saling bantu membantu gotong royong dalam hal memuaskan syahwat? Pernah berbagi apa sih selain berbagi peluh dan berbagi pe*uh? Yuk sharing. Bisa telp atau sms ke 081289xxxxx atau mention kami di twitter @GayKampungMasukKota. Kami tunggu ya. Tiada kesan tanpa desahanmu.

(Diq calon penyiar radio)

Wednesday, August 27, 2014

Terapi Straight

"Aku dikasih terapi kayak hypno gitu. Tapi belum ada hasil. Katanya sih musti berulang-ulang. Aku baru empat kali pertemuan"


Seorang teman sebut aja namanya Adi ngirimin capture-an chat temennya yang isinya kurang lebih kayak di atas itu. Si Adi ini cerita kalo temennya (yang selanjutnya akan kita sebut BilBil) ini ikut hypno buat jadi straight.

*long pause*
*long pause*
*long pause*



(Yaiyalah long pause, wong dia ngirimin udah jam 22.00 WIB yang mana itu artinya udah 24.00 WIT. Akunya pasti udah tertidur lelap selelap Cinderella demi menjaga kesegaran kulit. Eh, bukan Cinderella ya Disney Princess yang kerjaannya cuma tidur doang? Ya itu lah pokoknya)

Awalnya akunya gak percaya. Pasti si temenku ini boongin aku. Pasti ini hypno lain. Buat ngurangin kebiasaan rokok, atau bengek atau ngorok kenceng; anything lah but hypno buat straight. Dia suka boong soalnya. Dan aku target yang empuk buat diboongin karena aku kan polos, mudah tertipu daya buaian pria, maklum lah aku kan dari kampung, lugu.


Eh gak taunya beneran. Ini cerita nyata kalo si temen-sekampumngnya-temen-ku ini ikut hypno terapi buat jadi straight. It's like whaaaaaaaaddddddddd gak sih. Gak tahan lah akunya ini buat nyinyirin ini itu. Namanya juga mulut binan ya, gak nyinyir gak afdol.

Konon cerita si BilBil ini udah ke psikolog, curhat-curhatan sama psikolog kalo dia pingin jadi straight aja gak mau jadi gay lagi. Lelah lahir batin mungkin. Terus si psikolognya nyerah, angkat tangan, angkat kaki (ke pundak si BilBil biar lebih gampang masuknya. ---Eeeehh kok jadi stensilan--). Curiga ya si psikolog-nya juga gay, makanya nyerah nanganginnya (ya psikolog mana sih yang gak gay? hahahaha plak plak plak *tampar diri sendiri karena terlalu judgmental*. Trus si psikolog nyaranin si BilBil buat ikutan terapi ini. Terapi straight (Tuh kaaannnn pasti si psikolog pernah nyobain ikutan terapi yang sama, makanya dia tau)

Duh gpp ya kalo aku suka ngejudge, soalnya ini pedomanku


Ok lanjut. Quote barusan ibarat 3 perempuan negro besar lagi nyanyi ngehibur penonton di konser Beyonce pas Mbak Bee lagi ganti baju (cuma selingan doang -red). Oh Yes I am Beyonce!!! Pret.



Setelah ditelisik dari pergunjingan yang aku sama Adi lakukan ini, ternyata dulu dua orang ini ibarat Shireen & Zaskia Sungkar dari The Sisters, ibarat Tika dan Tiwi-nya T2 dan ibarat Dina-Kiki mantan TKW Hongkong yang bergabung jadi Duo Sabun Colek. Berdua serasi punya impian ang sama, sama-sama ingin keluar dari lingkaran kenikmatan homo dan menjadi lelaki straight seutuhnya (sungguh cita-cita yang mulya bukan?). Tapi namanya hidup selalu dinamis ya guys... Idealisme Duo Straight Wanna Be ini terpecah belah. Yang satu murtad dan memutuskan untuk terbawa arus dunia perhomoan yang membuatnya nyaman, yang satu masih berkutat dan berjuang untuk memerdekakan dirinya dari belenggu percintaan sesama jenis sampe akhirnya harus ikut hypno. Perjuangan yang sungguh patut kita apresiasi (preeett).


Trus trus trus nih ya bahan gunjingan lagi ya, gimana mau mengapresiasi usahanya si BilBil buat jadi straight coba, kalo kenyataannya dia masih ndekem satu kontrakan sama brondongnya. Minta banget kan dinyinyirin. Ini ibarat aku yang bercita-cita punya rumah sendiri tapi nabung aja gak pernah bisa. Gak akan terwujud!!!! Impossiblee eeelll eeelll... Impossiblee eeelll eeellll *lalu suaraku meng-cover lagunya Shontelle mengalun dengan indahnya*. Mas BilBil, tolong ya, kalo bikin cita-cita itu kudu disesuaikan. Inget action plan Mas... Inget action plan.... Putusin dulu brondongmu, usir dia dari kontrakan, dan baru lah dateng ikutan hypno terapi buat jadi straight. 


"Trus Diq, kalo udah mutusin pacarnya, udah ngusir pacarnya dari rumah, udah ikut terapi, bakal jadi straight seterusnya?"

Hahahha.... Ya ngga laaaahhh..... Ngana pikir semudah itu. 
Kita liat gambar di bawah ini.



See..... Being gay itu anugerah dewa-dewi di langit ya. Apalagi kalo emang gay dari orok kayak aku ini. It's a gift. Kayak warna kulit kita, bentuk rambut kita. Sudah ada di gen kita. Misal aja nih ya variabelnya:
Gay bawaan = Rambut Keriting
Jadi straight = Rambut Lurus
Terapi = Bonding 

Nah, ngana yang rambutnya gak lurus ini ngebet banget pingin punya rambut lurus, ngana pergi lah  buat bonding rambut. Ya palingan hasil bondingan bener-bener lurusnya cuma bertahan dua tiga bulan. Gak selamanya. Apalagi kalo bondingnya di salon ecek-ecek sebulan juga udah ngejegak ke sana kemari. Trus balik lagi ke fitrah asli. Lagian ya, pasti keliatan lah mana yg asli lurus, mana yg ngruwel-ngruwel kayak jembrewi (emak-emak Papua banyak nih yang begini).


Ya daripada ngabisin duit buat ikutan terapi yg hasilnya gak permanen, cuma temporari, mending udah lah syukuri diri aja. Terima jati diri sebagai gay. Berusaha menjadi gay kece yang baik. Gak usah memusingkan diri dan orang lain dengan krisis jati diri yang kamu alami. Apalagi kalo usaha terapi gak dibarengi sama tindakan nyata. Ikutan terapi tapi nyimpen brondong berkenti. Ya buat apa terapiiiii..... *toyor*

Udah ah, gak boleh ngomel-ngomel. Rusak deh ntar botox suntikan minggu kemaren.
Ciaaooobeelllaaa kobel kobel. 
Muach

*kasih lagu Who You Are - Jessie J*


Monday, June 16, 2014

Seperempat Abad, Si Gay Yang Tak Mau "Berobat"

*Ruben Onsu ambil mic*
*Naik panggung*
Happy Birthday To You
Happy Birthday Happy Birthday
Happy Birthday To You
Horeeee......

Thank you, Mas Ruben... Pelopor gay ngondek yang memutuskan ambil keputusan besar buat icip-icip mekinya perempuan sudah menyanyikan lagu Happy Birthday buat aku. Semoga gak lama lagi cerai daripada hidup dalam kepura-puraan terus. #eeehhh

Eeehhh gak berasa aja umurku udah 25. 
Aku kira masih 21 aja, taunya nambahnya cepet amat kayak bertambahnya berat badanku ini. Yaudahlah diterima aja. Mau gimana lagi. Umur gak bisa di-pause sih. Selalu berjalan layaknya argo BlueBird setelah jebrot ke dunia nana fana ini. 


Menjadi 25, mulanya sih biasa aja.
Menjadi 25, pinginnya sih pecah perjaka. 
Tapi apa daya, yang mau dipecahin sudah hilang entah kemana.
Menjadi 25, mulanya sih biasa aja.
Menjadi 25, pas hari H kok jadi mikir belum punya apa-apa.
Hanya kasih sayang dan cinta.
#preeeettt

Layaknya orang-orang lainnya sih ya, ucapan-ucapan selamat berdatangan layaknya hinaan dan cacian saat Tyra Banks menapaki awal karirnya (apa siiihhh kok ngga nyambung). Beberapa di antara doa yang terhatur, gak sedikit yg bilang nyuruh kawin. Dikiranya aku bakal ngikutin aliran Al-Ruben atau aliran Ayah Rozakiah apa? Hih. Dan yg rada gengges sih yg nyuruh tobat jadi gay.

*rolling eyes*
*rolling eyes*
*rolling eyes*
*rolling in the deep*
*rolling stone*

Aduh gimana ya.... Gay itu jadi diri yang terpatri di sanubari terdalam. Tak kan tergantikan. Tak kan terubahkan. Dan tak ada yg perlu dipertobatkan. Ya seenggaknya itu sih yang ada di pikiranku. Yang perlu dipertobatkan adalah jika melukai hati dan perasaan antar sesama manusia (ceeiiileeehhh broohh). Tapi aku sih ngga ambil hati sih soal doa-doa dan harapan yg suruh bertobat. Berusaha melapangkan dada dan mengambil yg baiknya aja dari ucapan-ucapan itu. Ada yg ngucapin aja udah seneng. Ihiks. 

Ohya, soal kado, aduh lagi-lagi beginilah kalo punya misua yg rada gak kreatif. Kadonya masa' udah dia kasih tau jauh-jauh hari. Percuma mulut berbusa-busa bilangin ke dia "surprise me! Aku suka kejutan! Gemini suka pura-pura terkejut dengan mata berbinar-binar sambil bilang: ih kamu tau aja aku suka iniiiii.... kok kamu tau siiiiiiiih" sambil pasang muka sok diimut-imutin seimut muka Prabowo di poster-poster kampanyenya. Tapi karena ini udah menginjak ke umur dewasa, aku mikir lagi, ya dia mungkin gak seromantis yg ada di otakku, tapi dia romantis dengan caranya sendiri. He doesn't give me what I want, He give me what I need. Tapi kaaaaaakkkkk......

Yang lain, yang mau kasih kado, bilang yaaa.... *pasang gambar kendi* *pertanda prefer dikasih duit aja* *tapi kalo ada yg mau kasih rumah, apartemen, atau mobil juga gpp*










Tuesday, April 22, 2014

Kamu Sudi?

Apakah kamu sudi menjadi sekedar cherry di gelas minuman?
Hanya pelengkap
Hanya pemanis
Tidak melegakan dahaga bagi si peminum
Hanya dimainkan di ujung bibir
Itu pun jika si peminum ingat
Itu pun jika si peminum sadar kamu ada di situ
Jadi pelengkap
Sudi kah kamu?



Ini puisi buat ngelengkapin postingan sebelumnya.

Sunday, April 20, 2014

Maafkan Aku Mencintai Suamimu

~
Maafkan Aku mencintai suamimu 
suamimu…
Namun ku tak ingin menjadi
Penyebab kehancuran 
Antara kau dan dia dan aku
~

Inget gak petikan lirik lagu itu? Kudu inget dong ya. Kalo gak inget, khasanah musiknya perlu ditambah lagi deh! 40 SKS! Bareng Mbak Bertha! Tapi kalo gak banyak yang inget ya dimaklumi sih penyanyinya kurang spekta emang jualannya di negeri ini. Itu lagunya Rebecca yang ngarannya Maafkan Aku (Mencintai Kekasihmu); dan tentu aja sedikit liriknya diubah oleh penulis. Aaahh gak perlu dipuji gitu ah soal kekreatifitasanku. Bye! Masih ngga inget siapa Rebecca? Yoloooo itu lho jeung, yang belum lama ini katanya diperiksa KPK soal (dugaan) adanya aliran dana dari si Wawan, adeknya Ratu Atut. Yang langganan Esquire pasti pernah liat deh si Rebecca ini berseksi-seksi ria mejeng di dalemnya. Pereu' asal Belanda ini juga dulu sempet digosipin anu anuan sama si Abi Yapto -mantannya Dian Sastro-. 

Eh ini blog gay kok malah bahas gosip artis..... Lanjut ah.

Balik lagi ya ke topik aslinya "Mencintai Suami Orang".

Suatu senja di u-fuck timur, seorang teman update status di bbm-nya. Isinya kurang lebih gini "... Ya namanya ban serep memang selalu ditaro di belakang". Diq yang menyayangi dan peduli dengan teman-temannya ini gak mungkin berdiam diri dong baca status temennya begitu. Pancing dikit lah dengan kalimat "ya ampun statusnya. Huahahha"; lalu bergulir lah curhatan demi curhatannya soal hubungan-spesial-pake-empat-telor-dan-dua-pisangnya dengan seorang lelaki beristri. Ya karena ini blog gay, pasti lah temenku yg menjalin hubungan dengan lelaki beristri itu juga laki jenis kelaminnya. Inti dari curhatannya ya itu, suka-duka menjadi yg kedua.

Kalo ditanya pendapatku pribadi soal kencan mengencani pria beristri.... Oooohhh aku bingung. Bingung harus berdiri di partai yang mana. Partai yang pro atau partai ya kontra.

Yang bikin pro: 
  1. Pria-pria ganteng beristri itu keseksiannya berlipat memang. Misal pas belum kawin nilai keseksiannya cuma 100, pas udah punya anak bini aura kegantengan dan keseksiannya jadi bernilai 1.000.000. Siapa yang bisa tahan coba ngeliat cowok seksi? Pingin buru-buru ngegigit rasanya, ya kan? Tapi inget ya, bapaknya Ayu Ting-Ting gak aku kategorikan sebagai homo beristri yang hot! Ya kalo kalian merasa dia hot sih ya monggo-monggo aja. 
  2. Sifat kebapakannya. Ouughh lala. Bagi kita, homo-homo yang suka diemong dan dimanja-manja, ngeliat suami orang itu rasanya kayak ngeliat sosok yang sempurna buat melegakan dahaga akan kasih sayang. Seperti ngeliat air mancur di saat tenggorokan kita kering kerontang. Pingin rasanya buru-buru menghampiri dan menyedot airnya. Ya meski faktanya gak semua yg udah kawin itu mau ngemong kita-kita ini. Gak sedikit malah laki beristri yg minta diemong sama laki-laki lain, lebih manja, dan lebih pingin diperhatiin lantaran di rumah dia yg berkewajiban buat manjain anak bininya. Yang tipe begini mah buat mu dan keluargamu aja. Aku ogah. 
  3. Kadang namanya perasaan sih ya. Kita suka ngga ngeliat dia itu single ato ngga. Perjaka atau duda, atau pria beristri. Tapi di saat kita suka, dia tipe kita banget, ya mau gimana. Selama dia belum punya pacar laki, baru punya bini, ya gak masalah dipikirnya. Ibarat kata pelengkap hidupnya lah ya. Biar balance. Hahahha.... (ngaco ih)
  4. Hobi. Beberapa orang emang hobinya cuma mau ngerebut suami orang lalu saat udah dapet dan rumah tangga si laki porak poranda, udah deh kita tinggalin si laki ini begitu aja. Kepuasan bathin terpenuhi maksimal kalo udah berhasil rasanya. Berhasil membuat si laki menyesal dan berhasil membuat si isteri merana. Yah perumpamaannya kayak bulimia gitu lho. Sengaja lahap makan-makanan enak, pas udah makanannya merasa berguna di dalem perut, eh kita muntahin lagi itu makanan. Kita ngelakuinnya kan demi kepuasan kita, gak mikirin gimana sedihnya si makanan itu. (Eh yoloooo ada ngga sih yg alesannya begini? Ato cuma aku doang yg punya sifat begini? LOL.... Becanda ding. I'm not that mean lho. Aku pria kampung baik-baik yang tak mengenal perbuatan licik dan biadab seperti ini). Anyway perumpamaannya nyambung gak sih? Kalo ngga nyambung ya harap dimalkumi lah ya. Dari kampung soalnya. IPK juga segitu-gitu aja

Yang bikin kontra

  1. Dijadiin ban serep. Ya kayak tadi yang ditulis di status bbm-nya temenku itu. Mau ngga sih ngana-ngana ini dijadiin ban serep di sebuah hubungan, yg cuma ditaro di belakang? Mau gak mau, sadar gak sadar, menjalin hubungan dengan suaminya orang itu kudu siap dinomer sekiankan. Jangan ngarep dijadiin nomer satu. Ditempatkan di nomer dua aja untung-untungan. Dia lebih ngutamain si keluarganya lah ya pastinya. Anaknya, kemudian istrinya, kemudian bapak-emaknya, pakde-budhenya, embah-nya, buyutnya, nah berikutnya baru kita - selingkuhannya-. Ha? Kita??? Aku sih ngga ya...Dulu si koko pernah nanya, gimana kelanjutan hubungan kami jikalau suatu hari nanti dia memutuskan kawin sama perempuan. Waktu itu aku jawab, aku gak bisa melanjutkan hubungan ini kalo dia menikah dan berkeluarga. Ya gimana, dia single aja ketemunya seminggu sekali ada dua kali, itu pun kalo dia lagi gak sibuk. Gimana kalo dia kawin coba? Satu semester bakalan cuma ketemu sekali kayaknya. Kayak jadwal rekon BMN. Merena ngga sih akunya?
  2. Dosa dan Karma. (Ya ampun ngeri ya bo' bahasannya tentang dosa dan karma). Ini sih kata si Mbakyu-Gina-Nista-Yang-Kekeh-Pingin-Ditambahin-Huruf-N-Di-Belakang-Namanya. Dia selalu menggebu-gebu kalo ngebahas soal mencintai suami orang. Doski pernah ter-suck-it-il soalnya. Korban diselingkuhi pacar (bukan suami). Menurut dia, selingkuhan, perebut suami orang adalah tindakan yang gak oke. Egois dan ngga memikirkan orang lain. Yang dipikirkan hanyalah kebahagiaan dia sendiri. Dari kacamata si mbakyu ini, kita sebagai selingkuhan, penikmat suami orang, kudunya berempati. Gimana sakitnya seandainya kita di posisi si istri, gimana sakitnya jikalau kita di posisi sang anak yg bapaknya berselingkuh. Sakit kan? Ya kalo tau sakit kenapa kita masih tega menyakiti? Selalu akan ada karma bagi para selingkuhan. (Again, itu kata dia lho ya. Aku sih cuma nulis aja di sini. Kalo itu pendapatku, takut aku dilempar kaca suruh ngaca). Tapi ngga cuma cewek sih yang mikir begini. Banyak kok gay-gay di luaran sana yg aku kenal yg berpedoman hidup begini juga.


Bingung kan mau berdiri di partai pro atau partai kontra?! Iya, pacaran sama pria beristri itu ya ada enak ada ngga nya sih. Enaknya ya enak anuuu..... Ngga enaknya ya ngga enak ituuu.... Tapi kadang kita gak bisa memaksakan juga pilihan orang-orang. Yang tetep kekeuh mau cari pria beristri lagi ya silahkan. Buktinya temenku yg itu, dia udah ngerasa gak enaknya gimana menjalin hubungan dengan pria beristri, tapi masih istiqomah di jalur penikmat suami orang. Ya karena katanya lebih doyannya sama laki orang. Gimana coba? Nanti kalo semua kontra juga, siapa yg jadi pacar suami-suami bisex? Kan kasian juga suami-suami bisex itu.

Kalo aku sih mungkin berdiri di tengah-tengah aja kali ya. Biar adil gini aja prinsipnya.
Lelaki beristeri.
Cuma enak buat ditiduri.
Tapi gak begitu enak buat dipacari.


LOL. SESAAAAAAAATTTT.....








Thursday, February 13, 2014

4 Valentine

2011 - 02 - 13
Minggu. Kita ketemu.
Kita haha hihi huhu huhu ho-oh ho-oh.
Gandaria City lantai paling bawah.
Kamu ajak jadian akunya ogah.

2011 - 02 - 14
Sehari setelah itu.
Kamu lagi cinta-cintanya, aku lagi bingung gimana nolaknya.
Kamu keukeuh paksa-paksa, akhirnya aku bilang jalanin aja.

--------------------------------------------------

2012 - 02 - 14
Vietopia Senopati.
Setahun setelah kata "jalanin aja", kita pesta.
1st anniversary dinner ceritanya. Kayak abege aja.

---------------------------------------------------

2013 - 02 - 14
F(x) punya Hanamasa.
Modal menang voucher dari linimasa.
Sama-sama tau kalo perpisahan jarak sudah dekat waktunya terasa.
Lagi-lagi ya udah jalanin aja. Masa depan yg tau cuma Sang Kuasa.

---------------------------------------------------

2014 - 02 - 14
Kamu Jakarta, aku Jayapura.
Dan kita masih sama-sama.
Awet ya?

---------------------------------------------------

Thank you Koko, .for the 4th Valentine..
Thanks for being you for all these years
Thank you, Thank you, and Thank you
With love, your Dede' Diq-yang-nungguin-cincin-berlian-baru
(LOL. Matre amatan sih)



Tuesday, January 28, 2014

Gay Labil

Helloh... Helloh....
Gimana kabar di tahun 2013.a ini? Semoga tambah bahagia sehat sentaosa ya. Sorry, gak pake "2014" lebih suka pake 2013.a (atau 2013s ngikutin tipe hape yg belum kebeli sampe sekarang). Angka 4 dianggap kurang bagus soalnya buat keturunan china dan yg pacarnya china kayak aku ini. Mohon mengerti. Trims. 

Dari akhir taun sampe awal tahun ini akunya ini ngerasa rada-rada gak stabil secara mental deh. Bukan... Bukan labil nentuin jati diri aku ini sebenernya gay, straight, atau biseks sih. Itu mah udah punya jawaban yg dipatenkan di Kemenkum HAM. Kelabilan memababi buta ini ntah deh kenapa, padahal gak lagi program penyuntikan hormon, gak lagi mens (yekali gay bisa mens kan? Ngeri amat). Mbuhlah. Ada yg ngetweet, katanya sih emang kalo pergantian tahun manusia-manusia di bumi suka begitu, suka gak stabil, efek dari grafitasi. Seberapa persen kebenarannya juga gak tau, dulu pas SMP disuruh ikutan olimpiade astronomi tak tolak soalnya (lha hubungannya?).

Ngomongin soal kelabilan dan hubungannya dengan kerajaan perbinanan. Jelas ada. Gak sedikit malah.

Masih inget pertama kali nyadar kalo ada yang beda di dalem diri gak? Beda kok sukanya sama laki? Kenapa gak suka perempuan kayak anak-anak tetangga yang lain? Labil kah kalian saat itu wahai kaum sekalian umat? Apaaahhh iya? Wah banyak juga yang jawab iya.

Kalo seingetku, aku sendiri sih ngga ada ngerasa labil pas sadar akunya ini homo. Ya gimana mau labil, wong udah sadar diri ini homo dari jebret melek lahir ke dunia. Ya atau se-nggak-nggak-nya dari kecil lah pokoknya udah kayak ngeh aja kalo emang beeedddhhaaaa. *setel lagunya Mario Ginanjar yg judulnya Beda*. Jadi pas beranjak remaja kinyis-kinyis aku udah ngga terbelenggu kelabilan karena terjangkit kehomoan. Pret.

Malah kayaknya dulu yg labil emak-bapakku. Masih inget zaman aku TK pernah dibawa ke psikolog di RSAL di daerah Surabaya. Mungkin mereka was-was kok ngeliat kecenderungan anaknya yg beeeeddhhaaaa dari anak-anak seumurannya. Satu-satunya hal yg aku inget sampe sekarang cuma aku disuruh gambar sesosok laki dan sesosok perempuan trus setelah kelar ngegambar, si dokter itu nanyain kenapa kok gambarnya gini, kenapa kok gambarnya gitu. Trus ngajak bapakku buat ngobrol berdua. Mungkin ngomongin hasil dari test-nya tadi itu. Ntah sih artinya apa. Coba adakah psikolog di sini yg bisa menjelaskan? Anyone? Anytwo? Anythree?

Ok cukup tentang akunya.

Sempet nanyain isu kelabilan hal ini ke beberapa temen dan denger cerita lainnya. Gak cuma satu dua ternyata yg sempet melewati fase labil. Beberapa mengalami fase labil waktu SMA, beberapa labilnya waktu kuliah, dan ada aja sih yg lebil waktu udah kerja. Tergantung kapan mereka sadar ada sesuatu yg spesial ternyata dalam diri mereka. (Iya, spesial karena telornya dua). Dan tingkat kelabilannya berbeda-beda setiap orangnya.

Misalnya si A. Pas aku tanya pernah ngga ngerasa ada guncangan kejiwaan (yoloo lebay amatan sih) saat pertama kali sadar kalo prefer batangan, dia jawab sempet. Tapi ngga sampe tahap depresi yang gimana banget. Ya soalnya fase labil itu dilaluinya berbarengan dengan fase berbunga-bunga karena lagi cinta-cintaan monyet sama pacar laki pertamanya. Dan sampe sekarang sih dia masih idup-idup aja.

Trus beda lagi sama si B. Dia discover kalo dirinya gay itu waktu kuliah di Aussie puluhan tahun silam (iya yg ini skrg orangnya udah matang. Sudah cukup umur kita panggilo gadun. Tapi masih ganteng. Hahahah). Dia cerita kalo dulu labilnya kebangetan pas memasuki dunia gay. Hampir stress. Dia pergi ke pastor di sana buat penebusan dosa dan ngaku kalo gay ke itu pastor. Ya pasti lah si pastor nyuruh brenti buat jadi gay dan kembali ke jalan yang (dianggap) lurus. Cukup sampe dateng ke pastor dan labilnya sembuh? Ngga. Dia bahkan cerita beberapa kali dulu dia ke psikiater saking stress-nya mau menerima diri bahwa emang dia sebenernya gay.

Ada lagi si C. Labilnya sampe sekarang masih. Ngeselin. Dunia udah tau dia suka lakik, tapi masih labil aja disuruh pacaran sama lakik gak mau, disuruh bobo-bobo manja sama laki gak mau. Hih. Maunya apa coba? Apaaaa???? Dia kayaknya labil mau menapakkan kaki ke jenjang berikutnya di dunia per-gay-an ini. Masih mau nyaman di satu anak tangga.Labil mau melangkahkan kaki ke anak tangga berikutnya apa ngga, mundur juga kayaknya ngga bisa.

Masih banyak cerita kelabilan-kelabilan kaum gay tercinta ini di luaran sana. Ada yg sampe jedot-jedotin kepala ke tembok, yang mood-nya ibarat ombak di laut Aru; Yang kadang seneng banget dan cinta banget sama laki, sedetik kemudian teriak-teriak di kamar "kenapa guveh gaaayyyy ya Tuhan? Kenapaaaahhh?". Ih minta ditampar kan yg model begini. Tapi jangan digampar ding, mending kita kasih konseling biar gak galau-galau labil gak jelas lagi.

Pada akhirnya, kita kudu mengakui sih, gak sedikit  yg mengalami turbulensi hati dalam proses penerimaan jati diri seorang gay ini memang; Cuma ya semakin ke sini diharapkan kita sama-sama saling dewasa dalam menanggulanginya. Ngobrol lah dengan teman-teman atau orang-orang yg dikira suportif, yang mau merangkul perbedaan kita. Jangan sering-sering ngobrol sama yg kontra sama isu percintaan sejenis. Takutnya ngana malah labilnya akut sampe bunuh diri. Kan gak mau juga akunya. Banyak baca lah di kolom Good News Form Kerajaan Gay (@GNFKG). Hihihihi becanda ding. Gak ada itu account @GNFKG. Tapi intinya adalah jangan jejelin otak sama berita-berita negatif soal gay. Asupilah otak dengan berita-berita positif dan membanggakan. Ada? Banyaaakkk... Dengan begitu gak akan menganggap rendah diri sendiri menjadi gay, menjadi beda. Yakin deh.

Oke deh. Segitu aja postingan kali ini.

Burung Irian, Burung Cendrawasih.
Cukup Sekian, dan terima kasih.

Burung Irian keriting jembrewinya.
Salam cinta buat kalian, salam tempel dong ke akunya.