Wednesday, November 7, 2012

Aku Kucing Tak Mengeong. Aku Kucing Cuma Bisa Diajak Ngewong (Part I)




Lagi seneng-senengnya "riset" deh akunya ini. Eh, kata "riset" kedengeran terlalu ilmiah ya kaya'nya? Ganti aja deh jangan "riset", tapi "riseks" a.k.a riset eseks-eseks. Hohoho...... Setelah keberhasilan luar biasa di riseks sebelumnya, Diq seorang remaja muda calon peraih Nobel perdamaian di bidang eseks-eseks ini pun melancarkan riseks keduanya.

Begini

Sepulang haha-hihi dan seseruan di Q! Film (yang mana ini tahun pertamanya aku ke festival film ini), tanganku bergelantungan di gantungan yang tergantung di bis TransJakarta. Otakku pun gantung, tetiba kaya' kesambet cahaya putih dengan pesan singkat "Diq, ke Lapangan Banteng gih. Kayaknya seru". Haduh... Iya ya... Setelah kemarenan coba pengalaman baru buat cari tau soal bioskop esek-esek, kenapa gak dilanjut aja ke tempat bersejarah dunia peresek-esekan Indonesia yang satu ini.... Akhirnya kakiku pun seteju buat melangkah ke sana setelah kompromi yang sangat alot.

Dari Halte Harmoni aku lanjut perjalanan dinas ini naik taksi, di depan Hotel Borobudur aku suruh abang supir taksinya berhenti. Setelah kubayar pake ciuman mesra, si abang taksi aku suruh pergi. Aku mau beraksi.

Turun dari taxi, ternyata udah ada laki yang langsung ngedeketin. Badannya lumayan bagus, mukanya pun gak jelek. Ternyata beneran masih ada tho gigolo-gigolo berseliweran di Lapangan Banteng? Kan sempet tuh tersiar kabar udah ngga ada lagi di sini yang mangkal karena (katanya) udah direlokasi. "Mau ditemenin Mas?"... aku jawab pake senyuman aja sambil tetep jalan ala Miranda Kerr. Deg-degan dan takut sih (takut gak bisa bayar. hihihi)..... Di pintu masuk Lapangan Banteng di bagain yang menghadap ke Hotel Borobudur, ada segerombolan laki-laki ya dibilang muda ngga, dibilang tua juga ngga. Matang lah kira-kira. Pada haha hihi ketawa dengan kencengnya. Aku percepat jalanku, takut soalnya. Kalo aku di-gangbang mereka kan bisa letih lelah lunglai bin lobok berbulan-bulan. Dan kalo diamati dengan seksama, kayaknya mereka bukan gigolo, karena gak ada tanda-tanda mau menjaring aku sebagai pelanggannya. Atau mungkin aku terlalu nista buat jadi pelanggan mereka? Hiks hiks......

Aku jalan lagi, niatnya sih mau muterin keliling Lapangan Banteng. Ya itung-itung ngegedein betis biar betisku keliatan Macho kaya' Aa' Ronaldo di lapangan yang luasnya hampir 5 hektar ini. Tapi niat tinggal lah niat, di Lapangan banteng sisi barat (sisi depan Kementerian Keuangan), ada mas-mas yang menghampiri. Mas-mas ini beda sama Mas-Mas sebelumnya, berbadan lebih kurus, putih sih... tapi gak sekecyeh yang pertama tadi. 

Mas-mas ini gak usah diragukan lagi lah ya kalo dia gigolo. Ngapaian juga dia capek-capek nyamperin aku kalo bukan buat nawarin jasa. Gak perlu dia pake name-tag dengan tulisan "Saya Kucing Lap. Banteng" agar aku mengenali apa profesi dia sebaga gigigogololo. Ya tau aja sih lah ya....

Si Mas ini tanya, apa aku butuh "teman" buat tindakan peranonohan. Ya karena niatan hati nurani nan suci ini ke tempat ini ngga buat cari anonohan kan ya (Misua, kamu kudu percaya lho ya! Demi dewa dewi di Heaven.... Aku ke sini tujuannya cuma buat cari inspirasi blog. Gak lebiiiihhh.... Please Misua, percaya akuuhh... |ok! cut dramanya|). Dengan susunan bahasa yang sangat hati-hati, dan muka pucet pasi karena deg-degan yang gak bisa terbendung lagi, aku bilang ke Mas ini "Mas, Maaf ya Mas, tolong jangan tersinggung. Mas mau ngga saya kasih uang sekian-sekian-sekian)* (*nominal tidak sebutkan, tapi cukup lah buat dia DP rumah) tapi kita cuma ngobrol aja di sini.

Sebagaimana umumnya pertemuan pertama kali, kami kenalan. Namanya Andi, aku yakin bukan nama sebenarnya sih, tapi apalah arti sebuah nama menurut mereka di dunia perkucingan Banteng. Andi, 27 tahun, asal Sumatera. Dari laki satu ini lah aku sedikit bertambah pengetahuan esek-esek Bab: Kucing Lapangan Banteng....

Pada penasaran dia bakal mengupas apa aja soal gebyar-gebyar gigolo lapangan banteng? Selengkapnya di postingan berikutnya ya....








7 comments:

Kang Mas said...

Lanjutkan...

Farrel Fortunatus said...

owh ceritanya digantung.... :) ditunggu lanjtannya ya.

Hot Admin said...

Nice post village gay :)


http://malemodelpanas.blogspot.com/

Pengakuan Gay Indonesia said...

Mau cari" kenalan gay / bisex nih...
Yg pasti harus manly (jantan).
Tampil seperti cowok biasa!
Diutamakan yg dewasa.
*
Kalo cocok,syukur...
Gak cocok yaa gak maksa!
I'm gay 26yo. Live in belitung island. Sumatera part.
Saya menjanjikan privacy aman.
Mengerti anda yg menikah.
Tidak suka hal liar!
Atau mungkin lebih baik mencari solusi biar saling dekat.
(tapi jika menurut anda jarak adalah masalah, baik jangan kontak saya)
(niat anda cuma berteman diudara tanpa ada rencana ketemu,jangan hub saya)
*
aku butuh kenalan yg pasti".
Yg berpotensi jumpa.
To the poin = jujur.
Me : O856646OO785

Anonymous said...

Wah Lapangan Banteng Undercover. Lanjutkan :D

ricardo said...

Asik aku suka yg begini, bukan model stensilan, tambahin juga reportase kriminal, tragedi per gay an di indonesia, kehidupan ekonomi , sospol dll dengan bahasa yg ringan, kocak dikit

Unknown said...

put suka bahasa kamu deh lucu :D

Post a Comment