Friday, April 16, 2010

"Abis ML, Temenan Ya"



Question:

Kenapa Gay bisa tetap berteman dengan orang yang pernah mereka tiduri?

Answer:

Jawaban sederhana, karena mereka gay. Kata gay dalam kamus diartikan dengan kata dalam kamus dikaitkan dengan kata “senang”. Alasan utama mereka dapet bergaul karena mereka memiliki pandangan hebat melebihi pria normal. Ris Isensee, terapis gay, percaya bahwa “ada perasaan nyaman karena berkelamin sama”. Gay membangun kelompok yang nyaman dengan perasaan kekeluargaan, yang sangat sulit diciptakan pria normal. Mereka malah bergulat di kebun belakang atau menunjukkan prilaku tidak menyenangkan. Kaum gay bisa menjadi “guru kepribadian”. Dari memasang kabel di rumah sampai melatih anjing Weimaraner, dari menghargai karya seni klasik sampai penghargaan kraftwerk (jenis music elektronik dari Jerman), semuanya dilakuikan kaum gay.


**************************

Nemu artikel itu di bagian seks majalah Esquire. Jangan cari di Esquire bulan ini, gak bakal nemu !!! karena akunya ini nemu bahasan ginian di Esquire edisi taun kemaren, hohohohoo. Ya iseng-iseng aja si baca waktu lagi gak ada kerjaan. Ya akhirnya baca-baca esquire, dimulai dari yang kemaren baru beli, sampe ke taun-taun kemaren. Ya akunya gak langganan tiap bulan beli si, tapi sering juga beli, meski banyak yg abis beli trus dipinjem temen, dan lupa siapa yg minjem, dan yg minjem pun lupa gak taun diri buat balikin. Kesel kan Rp. 39.000 ku hilang direnggut oleh ntah siapa. Padahal kan kalo buat anak kosan, Rp. 39.000 itu berharga banget, bisa buat makan setengah bulan lho….. ho9 (ngirit kan aku ?).

Ya buat belajar sedikit-sedikit mengenal kehidupan lelaki (tepatnya gay) di perkotaan, Diq kampung ini perlu dong ya buat beli majalah-majalah macem itu. Buat nambah wawasan pria metroseksual. Meski aku ini jauh dari kata pria metroseksual, tapi gak haram dong ya kalo menghayal jadi pria metrosex, atau at least punya pacar pria metrosex, atau kalo impian itu terlalu muluk, at least bisa liat deh pria metro sex itu gimana, soalnya di kampung ku gak ada tu yg namanya pria metrosex. Yah namanya juga di pedalaman ya........ hohohohohohoo


Udah cukup ah curhat colongannya.

Sekarang waktunya berembuk bareng-bareng, kita telaah satu per satu kalimat-kalimat penting di artikel Q & A di atas yuuuukkk…………

  1. Tu orang yang nanya kenapa ya emang tanya-tanya ginian? Apa dia itu tipical just one night stand gay who can’t turn into friendship after have a great (or not great sex)? Atau si penanya itu lagi penasaran, dia tipically gay setengah-setengah, yg masih takut antara mau jadi gay apa ngga, trus tanya-tanya dulu deh ke Esquire, kenapa ini, kenapa itu, kenapa begini, kenapa begitu? Atauuuuu………. dia cuma mau iseng-iseng aja tanya. Ya udahlah ya, Cuma dia dan Tuhannya yang tau apa motif dari pertanyaan ini.

  2. Masa si gay itu identik dengan senang? Gay kan juga manusia kan ya??? Sama kayak yang lainnya kan ya??? Bisa sedih bisa senang kan ya…??? Cuma memang…. Kita-kita ini gay. Itu doing bedanya. Selebihnya mah sama…… Tapi balik lagi ni ya, kalo kita-kita “kaum” gay dibilang identik dengan senang-senang…. Ya akunya si bersyukur-bersyukur aja. Jadi kita ini dilihat senang, ceria, dan bahagia oleh halayak di luaran sana. Dari pada di bilang gay itu suram, selalu murung, kok “kaum” gay itu bawaannya sedih terus. Nah males kan ya…… ho9. Eh tapi ni ya, sebenernya yg dia maksud “senang” tu nge-sex dimana-mana kali ya???? Duh, ini tindakan mengeneralisir lagi ni kayaknya. Kan gak gitu juga kan ya. Kasian gay-gay yg hidupnya setia pada satu kenti (maksudnya satu lelaki).

  3. Ada juga tu kalimat :”Alasan utama mereka dapet bergaul karena mereka memiliki pandangan hebat melebihi pria normal”…………Ah jadi malu nih, muka jadi merah dadu, jadi terbang melayang ke negeri awan denger pujian begini. Makasih lho ya udah dipuji-puji (wahay people people on the dance floor…….. gini dong kalo mau comment tentang gay, yang baik-baik. Puji-pujian gini bikin kita-kita “kaum” gay ini seneng lho. Jangan comment yg nggak-nggak. Nanti kita-kita kaujm gay ini bisa marah, kalo marah gawat lho………. Kita bisa cakar, kita bisa gampar, kita bisa jambak yey yey (oooppppssss keluar ngondeknya, nahan buat macho-machoan terus susah)

  4. Trus ni ya, aku, kami, atau kita ni........ sebagai "kaum" gay, dibilang cocok sebagai guru kepribadian. Ya nggak salah si, kita kan bisa menyeimbangkan, antara lelaki dan perempuan. Maksudnya, kami sebagai golongan makhluk exclusive ini bisa lho merasakan gimana harus logic sebagai lelaki, tapi dengan bersamaan, kami bisa menggunakan hati kami yg sebagian tertetesi darah feme Inget ya.......... sebenernya tiap laki2 punya kan kadar feminisme, nah seberapa pekat kadarnya, itu beda-beda kan ya. Dan sebagian pinter tu kombinasiin cairan maskulin plus cairan feminim jadi suatu penemuan luar biasa. Tapi sebagian ada juga yg nampurin cairan feminimnya kebanyakan. Intinya aja ni ya, kami sebagai "kaum", sekali lagi garisin pake spidol tebel-tebel ya "kaum" gay ini beberapa tau lah harus bersikap bagaimana, tau manner yg macho tapi cantik itu gimana (eh aku tau gak ya?)
Dah ah bahasnya, besok kalo ada waktu yg lebih panjang akunya mau bahas per kata satu-satu. Biar keliatan pinter, ya itung-itung nutupin fakta kebegooan yang ada. Hohohohohoohoh. Tapi sebenernya kalo dari tadi perhatiin ni ya, kata yg paling menonjol tu kata "KAUM", karena dari tadi diperlakukan spesial, dia punya sayak kan di kiri dan kanannya sebagai penekanan. Ya sebenernya penekanan itu karena akunya agak risih aja, kenapa gay kok kayaknya disendirikan dan dikucilkan dengan kata kaum.......... Jadi pingin protes ke penulisnya.


0 comments:

Post a Comment